a tin of biscuit,,,

Kemaren saya senang sekali, tepatnya sangat bergairah, setelah tahu tanggalan di kalender menunjukkan tanggal 16, itu artinya jika saya berbelanja atau buy something dengan menggesek creditcard, pembayarannya akan ditagihkan dua bulan ke depan...hihihi
wuihhhh...lumayan kan tenggang waktu yang cukup lama...walaupun sebenernya itu menambah account hutang saya he.he.he.,, dan kapanpun jatuh temponya tetep harus di bayar.

Tanggal ini sudah saya tunggu lama sekali...

Sepulang kerja, saya meluncur memasuki salah satu supermarket langgananku, ga jauh dari kantor, sengaja keluar kantor agak lama, mensiasati jalanan yang macet menjelang buka puasa.

Tangan ini dengan lincahnya mengambil trolley kecil dan mulailah saya melenggang di lorong lorong supermarket, melihat rak kanan kiri..kanan kiri...menilik nilik barangkali ada barang barang baru yang bisa saya comot dan dilemparin ke trolley ini.

Dasar perempuan, belanja senengnya lapar mata, ampe lupa fokus utama ke supermarket. Ughhh...ting ting ting...coba goyang goyangkan kepala dan sssttt...terkumpul kembali nih memori yang berceceran. Dalam tenang saya coba mem-flashback...ahhh iyahhh saya kesini hendak membeli beberapa kue kaleng.

Maap teman teman saya tidak bermaksud mem-blow up rencana saya ini, seperti artis artis yang melakukan aksi sosial pasti selalu diliput oleh wartawan..bukan bukan untuk menyaingi mereka posting ini saya buat.

Saya hanya ingin mengarsipkan pengalaman pribadi saya di tempat ini, sekedar untuk dikenang.. mungkin di kemudian hari dan sebagai alat pengingat bahwa moment ini pernah ada.

Di hari lebaran nanti. saya pengen banget ngasih bingkisan buat satpam dan tukang sampah yang ada di lingkungan rumah saya, ga banyak sih hanya enam orang. Kehidupan mereka sangat memprihatinkan, penghasilan mereka menjadi satpam tidaklah seberapa. Gaji mereka tidak mencapai kepala 3 pun,,aahhh sangat memprihatinkan.

Mungkin dengan adanya bingkisan yang saya kasih, setidaknya bikin mereka seneng bukan karena barangnya, tetapi bentuk perhatian. Saya pengen mereka merasa bahwa kehadiran mereka berarti dan mereka dianggap ada. Hanya itu...
Karena saya tahu, sekaleng biscuit dan 1 Lt minyak goreng yang saya kasih ke mereka dalam 2 hari pasti segera ludes, namun appreciate buat keberadaan mereka, itu yang saya tekankan.

Namun kegairahan saya ini, menjadi kegelisahan, saat sesampainya di rumah memboyong barang barang belanjaan, dan mama saya bertanya

"buat apa kue kaleng itu?"..yahhh ketauan juga deh
"mau ngasih buat satpam satpam di depan.."
"banyak loh satpam disini"
"iya tahu, udah saya hitung ada 6 orang kan?"
"udahlah ga usah dikasih, nanti kebiasaan"
"ya ga pa pa dong mah, kasian mereka, mereka kan udah baik, jagain rumah kita"
"ahhh..jagain gimana, mereka hanya nongkrong nongkrong..."

Saya udah tahu, akan adanya pengganjelan seperti ini. Karena bukan sekali dua kali, jika saya hendak melakukan sesuatu yang berbau "memberi" orangtua saya selalu berargumen seperti itu.

Dan ujungnya kadang saya suka jadi down
Dan berpikir, mungkinkah seperti itu.
Takutnya menjadi kebiasaan, dan misalnya pada suatu waktu saya tidak memberi lagi, mereka menagih seolah olah menjadi kewajiban saya memberi kepada mereka?

Makanya suka males, kalo hendak "memberi" diketahui ama mama saya
entah mengapa dia selalu begitu

Ahhh pasti ini bisikkan si tanduk.
Barang barang yang telah kamu beli itu adalah rejeki mereka
Lanjutkan niatmu, sampaikan apa yang sudah menjadi hak mereka, ya itu ..yang sudah jadi niatmu, a tin of biscuit...

.........
*ada suara berbisik lembut di hati saya*


Comments

Arman said…
iya terusin aja niatnya untuk berbagi pas lebaran gini. emang sih orang2 kayak satpam, tukang sampah, dll itu bakal nagih. ntar taon depan bakal minta lagi kalo gak dikasih. tapi ya gak ada salahnya juga kan kalo setaun sekali ngasih... ya gak.. :)
mr.snugglemars said…
udah, kasi aja ito,
kalo jadi kebiasaan ya brarti ito udah salah nilai orang,

gt aja kok repot,,
hehehe,,,
gpp kasi aja to,
kan bagus memberi dari menerima kan.. :D
Anonymous said…
Jadi toh dikasi, gak batal kan.
Soal "nanti kebiasaan", ya gak apa kan.
depz said…
berbuat baik rasa-rasanya tak perlu dilarang

yg penting niatnya tulus dan ikhlas
Eka Situmorang said…
Persis mamakku deh!
Apa mamak2 batak pada begitu ya?

Tapi kalo gue mah cuek aja, santai bilang,"hepengku ini ya maaak"

:)