Jika orang normal bodoh itu keterlaluan

"pak, ini angkot ke sukajadi?",seorang wanita berseragam seperti SPG, menyetop angkot yang sedang saya naiki
"iya", kata sopir angkot

akhirnya seorang wanita yang berbobot lumayan gede, kira-kira 60 kg, masuk
saya yang duduk dengan pintu, menuntun perempuan tersebut, karena ternyata dia tuna netra.


foto diambil dari sini

Dia memegang tongkat yang bisa dilipat, layaknya penyandang tuna netra biasa pakai
Tak berapa lama seorang ibu dan anaknya menyetop angkot dan masuk,si ibu tersebut ngomong, jl solontongan...tiba-tiba si perempuan tunanetra itu menyaut, iya jalan solontongan...

Dan si ibu dan saya, dan satu orang ibu lainnya yang ada diangkot itu tertuju dan memperhatikan si perempuan tunanetra itu.

Si perempuan tunanetra itu mengeluarkan dompet dari celana nya, dan dimengeluarkan 3 uang ribuan dan 1 uang 5 ribuan, si perempuan tunanetra itu bertanya entah ke siapa "bu ini uang limaribuan..?", sambil mengangkat uang ribuan
" bukan itu ribuan",,kata aku dan ibu disebelahku
"kalo ini lima ribuan?" iya mengangkat uang limaribuan
"iya, itu lima ribuan...", jawab kami lagi
nah ini yang saya cari, terus dia menyelipkan uang limaribuan itu di bagian dompet yang lainnya, mungkin ini cara tunanetra untuk memisahkan uangnya supaya tidak ketukar. Cerdas juga,,,:)

Dan dia bergumam sendiri, entahlah.

Dari percakapan kami itu, dia bercerita kalo dia itu kuliah di salah satu kampus di VAN DEVENTER,kampus apa ya? (aku jg ga tau...:)) dia mengambil jurusan PAI (pendalaman agama islam..)dia bilang dulu jaman SMA nilai agama dia 3, dari pengakuan ini entah ada makna apa yang akan dia sampaikan...

Dan dia tinggal kost di bandung ini, orangtuanya tinggal di subang, dan dia juga bercerita kalo tempat dia kost itu tidak akan di kost kan lagi dan dia bersama teman2 sesama tunanetra 6 orang sedang mencari tempat kost baru. Pernah dia bersama teman2nya mendatangi tempat kost baru, tapi sayang tidak menerima untuk tunanetra.
"ya ga apa-apa, cari lagi aja,,,", dia berkomentar dengan nada semangat

Memang dari kampus tidak disediakan mess, dia bilang kalo dulu jaman sekolah (SMA)nya di wiyataguna, pasti sekarang dapat mess, dia bercerita.

Di kampus tidak kesulitan menangkap pelajaran?
Ya ga, paling nanti minta bantuan sama yang bisa liat,catetin PR nya ada dimana.

Saya bilang, "pasti ada yang membantu ya?,masih ada yang baik di kampus?"
Dia jawab, " iya pasti ada"

Bu, ada tukeran 500an ga? Si ibu merogoh sakunya, dan terdengar uang receh berbenturan, dia nyeletuk "ada tuh,,kedengeran trek trek trek,,", pendengaran yang tajam.

Pak nanti turun di yang ada angkot ledeng ya?
Loh bukannya mau ke sukajadi tadi. Ga jadi soalnya suka ngetem lama di alun-alun, nanti nyambung naik ledeng aja.

Dan ia bercerita lagi, kalo dia tidak menerima uang kiriman dari orangtua, dia berusaha sendiri, kadang main degung, apa saja yang penting halal.
Shock, perempuan tunanetra berani hidup merantau jauh dari keluarga tanpa ada jaminan kiriman uang dari orangtua. Satu keberanian yang patut diacungkan jempol. Saya saja memiliki penghasilan tetap per bulan, kadang masih ragu dan bertanya pada diri sendiri mampu tidak ya saya menjalani hidup jika jauh dari orangtua. Makanya ada temen yang nawarin job di jakarta aja, kadang saya berpikir ngeri ya kalo harus jauh dari keluarga.

Tiba waktunya si perempuan tunanetra turun dari angkot, dengan sigap dia bisa turun sendiri tanpa tersandung, hebat dia tidak jatuh, padahal dengan mata yang tertutup. Tuhan memang maha kuasa, dia memberikan "mata" pada kaki perempuan tunanetra itu.

Percakapan di angkot itu membuat saya takjub dan merefleksi diri, dan ibu disebelah saya bilang, "kalo orang normal bodoh itu mah sudah keterlaluan,,,"

Hai perempuan tunanetra, semoga kamu selalu dikelilingi ornag-orang yang masih memiliki rasa kasihan dan memberikan bantuan padamu.

Terima kasih untuk cerita-ceritamu yang kamu deskripsikan dengan penuh semangat.
Kamu aja optimis seperti itu, kenapa saya selalu mengasihani diri saya sendiri ya?

Comments