MIskin, siapa yang peduli?

Bingung, mau di kasih judul apa posting saya saat ini. Tadi pagi, mamaku, datang ke rumah salah satu tetangga yang akan merayakan kendurian (mmm,,pada tahu ga ya kalo gue pake istilah 'kendurian" let me try to find similar word hajatan=pesta).Tetangga saya punya anak laki-laki akan menikah dengan seorang perempuan asala dari tasik, jadi sebenernya hajatan besarnya di Tasik, disini hanya acara sukuran saja, jadi ga terlalu resmi. Tetangga saya itu termasuk orang biasa bahkan bisa di bilang pas-pas an.

Sepulang dari rumah tetangga. Mamaku cerita, di sana ada adik si ibu tetangga tersebut sedang terbaring sakit. Sakit usus buntu. Sudah di operasi. Hanya sepertinya ada kesalahan dalam operasi yang sudah dijalankan, atau ada ketidaksempurnaan hasil operasi. Si ibu yang sakit ikut dalam operasi yang paket gratis.
Mentang2 gratis operasi dilakukan dengan sesukanya???

Dia orang tidak punya.
Operasi hanya mengandalkan salah satu jatah yang pemerintah kasih untuk orang miskin (aduh gue lupa istilahnya,,,@$%). Karena keadaan pasca operasi yang mengenaskan, si ibu mendapat rujukan untuk berobat di RS. HASAN SADIKIN.

Alkisah berangkatlah si ibu yang sakit ini ke rumah sakit hasan sadikin, karena ada salah satu kelengkapan administrasi untuk program kesehatan org miskin ini (yg istilahnya tadi gue lupa )maka si ibu ini di biarkan di ruang tunggu (sepertinya ) tanpa mendapat pelayanan apapun alias di biarin.

Kasian. Nasib orang miskin.

Kini si ibu ada di rumah tetanggaku tersebut, sambil melengkapi kekurangan2 administrasi. Padahal keadaannya sudah sangat memilukan, Akibat operasi yang "tdk sempurna" lehernya membengkak dan dia terbaring lemas.

Mendengar cerita itu, miris sekali.

Orang miskin tidak minta dikasihani, tapi tolong kalo memang pemerintah memiliki program kesehatan untuk orang miskin, lakukan dengan niat mulia bukan dengan pelayanan yang "miskin" pula.

Orang miskin nampaknya tidak boleh sakit. Sakit hanya boleh untuk orang yang memiliki uang, hanya untuk orang yang mampu mengeluarkan lembaran2 rupiah untuk membayar tenaga medis dan pelayanan RS.

Mau bantu..secara dana saya tidak bisa membantu. Tapi saya hanya bisa menyuarakan rintihan orang2 di lantai bawah negeri ini. Haruskah mereka datang dengan wajah yang memelas, haruskah mereka selalu merendahkan diri untuk di kasihani?

Susahnya jadi orang miskin.

Comments