Rasanya senang ya jika bisa seperti bunglon .....
Waktu bertengger di pohon hijau dia berubah menjadi hijau
Ketika dia menempel di batang pohon, tiba tiba tubuhnya berubah warna menjadi coklat
Bunglon itu ternyata sumber inspirasi pepatah " dimana kaki berpijak, di situ langit dijunjung"
hehehe,,berkorelasi gak ya??
Bunglon bisa menyesuaikan diri dengan tempat dia bertengger
Tiba tiba jadi inget bunglon
ketika seorang teman bercerita tentang ketidaknyamanannya
dalam satu komunitas yang dia ikuti
Di satu sisi sebagai makhluk sosial, setiap individu harus bersosialisasi
di sisi yang lain, bersosialisasi ternyata berbenturan dengan kondisi kondisi individu yang kadang kala menemui kesulitan ketika harus bertemu individu lain yang beragam
Makanya tadi kepikiran, enak kali ya seperti bunglon
ketika kita bertemu dengan jenis jenis manusia yang ceriwis kita bisa ikut ceriwis
ketika terjebak di kerumunan srimulat yang ngakak mulu, kita bisa jadi seorang gepeng atau nunung atau tessy yang senantiasa mengumbar tawa yang lainnya
atau kesasar di daerah culdesac yang dihuni people like einstein dilengkapi dengan sikap sikapnya yang kadang suka asik dengan dunianya sendiri, kita bisa memposisikan diri seperti einstein too,,,,
Pokoknya, jenis social life macam apapun ga jadi bikin kita bete ketika kita join di situ,
itu kan hanya berandai andai saja,
kenyataannya pernah ga sih kalian join dalam satu komunitas dan pulangnya bukannya damai sejahtera tapi malah ga keruan, dan waktu jadwal kumpul kembali.... ya kok rasanya muaaallless banget?
feeling guilty, merasa kita tidak sejalan dengan individu individu di dalamnya,
merasa kita tidak diterima di lingkungan itu (padahal itu hanya perasaannya saja mungkin lingkungan tidak menilai dia seperti yang dia pikirkan)
Merasa berbeda karena ga satu etnis, merasa berbeda karena ga satu karakter merasa berbeda karena ga satu pemahaman...merasa berbeda karena beda beda lainnya
Dunia psikologi membagi manusia menjadi 4 tipe kepribadian yaitu sangunis, melankolis, koleris dan plegmatis. Bisa jadi feeling guilty yang temen saya rasakan karena ada kecenderung tipe salah satu kepribadian yang melankolis lebih dominan.
Tapi gimana ya tipsnya biar si melankolis ini bisa seperti si plegmatis (mudah bergaul, santai, tenang, tidak banyak bermain dengan pikiran pikiran yang negatif) ? dan feeling guilty itu lenyap,,,,
Waktu bertengger di pohon hijau dia berubah menjadi hijau
Ketika dia menempel di batang pohon, tiba tiba tubuhnya berubah warna menjadi coklat
Bunglon itu ternyata sumber inspirasi pepatah " dimana kaki berpijak, di situ langit dijunjung"
hehehe,,berkorelasi gak ya??
Bunglon bisa menyesuaikan diri dengan tempat dia bertengger
Tiba tiba jadi inget bunglon
ketika seorang teman bercerita tentang ketidaknyamanannya
dalam satu komunitas yang dia ikuti
Di satu sisi sebagai makhluk sosial, setiap individu harus bersosialisasi
di sisi yang lain, bersosialisasi ternyata berbenturan dengan kondisi kondisi individu yang kadang kala menemui kesulitan ketika harus bertemu individu lain yang beragam
Makanya tadi kepikiran, enak kali ya seperti bunglon
ketika kita bertemu dengan jenis jenis manusia yang ceriwis kita bisa ikut ceriwis
ketika terjebak di kerumunan srimulat yang ngakak mulu, kita bisa jadi seorang gepeng atau nunung atau tessy yang senantiasa mengumbar tawa yang lainnya
atau kesasar di daerah culdesac yang dihuni people like einstein dilengkapi dengan sikap sikapnya yang kadang suka asik dengan dunianya sendiri, kita bisa memposisikan diri seperti einstein too,,,,
Pokoknya, jenis social life macam apapun ga jadi bikin kita bete ketika kita join di situ,
itu kan hanya berandai andai saja,
kenyataannya pernah ga sih kalian join dalam satu komunitas dan pulangnya bukannya damai sejahtera tapi malah ga keruan, dan waktu jadwal kumpul kembali.... ya kok rasanya muaaallless banget?
feeling guilty, merasa kita tidak sejalan dengan individu individu di dalamnya,
merasa kita tidak diterima di lingkungan itu (padahal itu hanya perasaannya saja mungkin lingkungan tidak menilai dia seperti yang dia pikirkan)
Merasa berbeda karena ga satu etnis, merasa berbeda karena ga satu karakter merasa berbeda karena ga satu pemahaman...merasa berbeda karena beda beda lainnya
Dunia psikologi membagi manusia menjadi 4 tipe kepribadian yaitu sangunis, melankolis, koleris dan plegmatis. Bisa jadi feeling guilty yang temen saya rasakan karena ada kecenderung tipe salah satu kepribadian yang melankolis lebih dominan.
Tapi gimana ya tipsnya biar si melankolis ini bisa seperti si plegmatis (mudah bergaul, santai, tenang, tidak banyak bermain dengan pikiran pikiran yang negatif) ? dan feeling guilty itu lenyap,,,,
Comments
nanti klan sitorus kehilangan 1 perempuan supernya... hehe..
Yang supe abis itu Sanguinis krn terlahir sbg entertain sejati. Koleris juga supel karena dia butuh org untuk diperintah2.
Setiap org kan gakmungkin cuma punya sati watak, biasanya ada dua karakter yang dominan. Gue ini koleris - melankolis, jadi senang bergaul krn ada sisi koleris tapi di sisi lain suka merenung baca kan tulisan2 serius gue juga)
Nah kalo meloow kambuh, ya udh gue nulis tapi kalo kole gue yg lagi muncul hayuuuks have FUn dgn siapa gue jalanin.
Lu apaan nek ? Gak munkin melankolis doang... coba digali sisi satunya lagi apa, lalu dikembangkan dari situ untuk bergaul dgn orang lain :)
yang plegmatic itu emang pendiam,tapi dia ga terlalu semua semuanya dimasukin ke hati, jadi belum tentu yang pendiam itu ga pandai bergaul.kadang orang yang gaul butuh juga seseorang yang pendiam sebagai org yg dpt menyendengkan telinganya buat mendengar cerita atau keluh kesah si teman yang doyan ngomong.point itu yang aku ambil non,,,
kalo aku dari dulu jaman mengenal 2 jenis kepribadian ini, ga ngerti tuh masuk tipe yang mana?? hehehehe,,gubrak,,,
mnrt miss eka sang analisator aku masuk tipe mana? (malah nanya balik,,hehehe)