God has given us two hands, one to receive with and the other to give with
-Billy Graham-
Jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 11 kurang beberapa detik ketika kaki ini melangkah memasuki gerbang sebuah panti asuhan. Di depan pintu masuk ada seorang gadis abg masih mengenakan seragam putih abu abunya sambil mengendong seorang gadis kecil yang imut. Gadis kecil nan imut itu turun dari pangkuan si gadis abg dan berlari kecil menghampiri saya.
Ada kharisma keibuan mungkin di wajahku sehingga dengan spontan si gadis kecil menghampiri saya..*ting..ting..kedip kedip mata dan cari mirror yang guedee buat pastiin bener ada kharisma keibuan di wajah saya*....
Saya yang tadinya sedang berjalan, menyambut kedatangan gadis kecil itu dengan berjongkok dan melepaskan 2 tas kantong di atas aspal tepat disamping kaki saya, dan memeluk si gadis kecil tadi.
"halooo...anas manis. siapa namanya?", tanya saya sambil masih memeluknya
"tasya tante...", sahut gadis kecil itu dengan suara yang masih cadel...
"udah sekolah belum..?", lanjutku
"udah, kelas lima," jawab si tasya..hahahha,,,anak kecil jika ditanya pasti selalu jawabannya begitu.
Waduh, ada rasa menyesal di dada, ketika tidak bisa memberikan permen, atau coklat atau roti atau chiki buat si imut Tasya..ooopss kenapa saya bisa lupa gitu ya, padahalkan tempat yang saya kunjungi itu adalah panti asuhan yang notabene banyak anak-anak. Maapkan kakak ya adik adik,,,lain kali tante bawa snack2 makyus buat kalian ya..ihikz *menyesal sekali..*
Tangan kiri saya menjinjing tas kantong dan tangan kanan saya menuntun Tasya menuju ke ruangan kantor Panti asuhan tersebut. Gedung panti asuhan ini sepertinya peninggalan bengunan jaman Belanda dahulu. Panti asuhan ini berada di Jl. Jawa (deket dekat SMP ku,,ahhh jadi bernostalgia neh sepanjang jalan Jawa..)
Sudah lama sekali saya mengepak baju baju yang masih layak pakai dan sudah tidak cukup lagi di body saya yang semakin large ini..Daripada lemari saya penuh oleh pakaian yang sudah tidak bisa saya pakai lagi, lebih baik saya sumbangkan buat anak anak panti, yang saya berharap lebih mempunyai nilai guna daripada sekedar menjadi penghuni lemari saya.
Berbagi, membuat jiwa saya senang. Berbagi merupakan wujud mengucap syukur untuk semua yang sudah Tuhan kasih buat saya. Berbagi mengajari saya untuk lebih peduli kepada anak anak yang kurang beruntung seperti kita (maksudnya kita masih bisa berkumpul dengan orangtua, masih bisa meminta A, B atau C sama orangtua..hihihi). Dengan berbagi pula, berarti kita menyediakan space dalam hidup kita untuk menerima berkat baru dari Tuhan.
Tuhan terima kasih buat semua berkat yang telah Engkau berikan pada hidupku, berkatMu itu "cukup" bagiku, bukan yang aku minta yang Kau berikan tetapi apa yang aku perlu itu yang Engkau berikan.
Maapkan saya Tuhan kalo seringkali mengeluh,
Trimakasih Tuhan...
Engkau masih menghidupkan jiwa sosial dalam diriku.
Comments
tapi bener ya, emang harus gak boleh lupa untuk berbagi ama yang gak mampu...
proud of you...
ibarat pipa air, jika dia terus mengalirkannya dia akan menerima air" yang baru... klo gak dialirkan, ya airnya yg itu" saja.. :D
Salut yah !
karena masih ada org2 seperti maya d dunia ini...
Alangkah indahnya hidup ..
Jika saja...
Jika saja ...
Semua orang membunyai pencerahan yang sama tentang hidup.
nice sharing
jalan Jawa? Surabaya? Spensix alias SMPN 6?